Wisata
Rabies Ancam Pariwisata Bali?
Selasa,  24 Agustus 2010 | 22:18 WIB

KOMPAS/LUCKY PRANSISKA 
                 Ilustrasi         
                 TERKAIT:
DENPASAR,  KOMPAS.com - Anggota DPRD Bali mengkhawatirkan serangan rabies  akan mengancam citra kepariwisataan Pulau Dewata. "Adanya peringatan  dari Pemerintah Australia awal Agustus 2010, agar warganya yang berada  di Bali untuk berhati-hati dengan serangan rabies, tentu mengancam citra  pariwisata Bali," kata anggota DPRD Bali, Tjokorde Gede Ngurah di  Denpasar, Selasa (24/8/2010).
                 
 Pada acara rapat koordinasi DPRD dengan Gubernur  Bali Made Mangku Pastika beserta jajarannya itu, ia berharap kepada  Pemprov agar masalah penyakit rabies ditangani secara serius karena  sudah banyak warga yang meninggal akibat gigitan anjing yang terjangkit  rabies tersebut.
Pada acara rapat koordinasi DPRD dengan Gubernur  Bali Made Mangku Pastika beserta jajarannya itu, ia berharap kepada  Pemprov agar masalah penyakit rabies ditangani secara serius karena  sudah banyak warga yang meninggal akibat gigitan anjing yang terjangkit  rabies tersebut.
Dikatakan, data yang tercatat di Dinas Kesehatan Bali menyebutkan kasus penyakit rabies akibat gigitan anjing bertambah sejak akhir 2008 hingga Juli 2010 mencapai 74 kasus, di antaranya 35 orang positif meninggal akibat rabies. "Penyakit ini sudah benar-benar mengkhawatirkan kita semua. Oleh karena itu kami juga berharap vaksinasi terhadap anjing dan eliminasi agar ditingkatkan," katanya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua DPRD Provinsi Bali, Anak Agung Ngurah Oka Ratmadi, bahwa penyakit rabies sudah mengancam Bali, untuk itu agar pemerintah segera menentukan status anjing liar tersebut.
"Pada zaman Belanda ada istilah ’peneng’ sebagai tanda bahwa anjing tersebut ada pemiliknya. Anjing harus ada penengnya, kalau tak ada ya itu berarti liar," kata Ratmadi.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Berita unik... masalah kayak gini kalau di Manado pasti cepat selesai... pas desember populasi anjing liar pasti berkurang 95%...
tinggal siapkan dabu2 jadi er-we....
Lanjuut

                   Penyakit ini sudah benar-benar mengkhawatirkan  kita semua.                  
--  Tjokrode Gede  Ngurah

Dikatakan, data yang tercatat di Dinas Kesehatan Bali menyebutkan kasus penyakit rabies akibat gigitan anjing bertambah sejak akhir 2008 hingga Juli 2010 mencapai 74 kasus, di antaranya 35 orang positif meninggal akibat rabies. "Penyakit ini sudah benar-benar mengkhawatirkan kita semua. Oleh karena itu kami juga berharap vaksinasi terhadap anjing dan eliminasi agar ditingkatkan," katanya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua DPRD Provinsi Bali, Anak Agung Ngurah Oka Ratmadi, bahwa penyakit rabies sudah mengancam Bali, untuk itu agar pemerintah segera menentukan status anjing liar tersebut.
"Pada zaman Belanda ada istilah ’peneng’ sebagai tanda bahwa anjing tersebut ada pemiliknya. Anjing harus ada penengnya, kalau tak ada ya itu berarti liar," kata Ratmadi.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Berita unik... masalah kayak gini kalau di Manado pasti cepat selesai... pas desember populasi anjing liar pasti berkurang 95%...
tinggal siapkan dabu2 jadi er-we....
Lanjuut
 
setuju kawan... jangan lupa pakai rempah dari manado
BalasHapus