PALU, KOMPAS.com — Penyerangan warga ke Markas  Kepolisian Sektor (Mapolsek) Biau, Kabupaten Buol, Selasa (31/8/2010)  malam, juga dibarengi dengan aksi penyisiran (sweeping)  terhadap polisi, baik yang di asrama maupun di lokasi lain.
Informasi  itu dibenarkan Kapolres Buol AKBP Amin Litarso yang dihubungi dari  Palu, Rabu (1/9/2010) pagi. Namun, Amin belum mendapat laporan lebih  jauh mengenai kemungkinan adanya korban lain akibat penyisiran warga  tersebut.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, penyerangan warga  ke kantor polisi tersebut telah mengakibatkan 19 prajurit Brimob terluka  dan satu di antaranya dalam kondisi luka parah akibat terbakar ledakan  bom molotov.
Sementara, kerugian fisik pun terjadi di sekitar  Mapolres. Amin menyebutkan, beberapa atribut kepolisian, seperti motor  operasional dan pakaian seragam di Balai Tempat Umum (BTU) Buol, menjadi  sasaran amuk massa."Di lokasi itu, tiga dari empat motor milik anggota  di BTU dibakar dan satu motor lainnya dirusak," katanya.
Insiden  penyerangan itu terkait dengan tewasnya seorang tahanan Polsek Biau  bernama Kasmir Timumun pada Senin sore. Keluarga menduga tewasnya Kasmir  Timumun, warga Kelurahan Leok II, yang bekerja sebagai tukang ojek,  itu, akibat penganiayaan oknum polisi.
Kasmir ditahan karena  kasus kecelakaan lalu lintas yang melibatkan seorang anggota kepolisian  di kota itu, namun hari Senin dia tewas di dalam tahanan. Sebagai buntut  dari kematiannya, Selasa malam sekitar pukul 21.30 WITA, ribuan warga  mendatangi Mapolsek Biau di Kelurahan Kali dan berdekatan dengan Kantor  Bupati Buol.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kalau Warga sweeping Polisi....
siapa yang sweeping maling ya?
atau... gimana ya? kalau warga menolak polisi? gimana kalau ganti ama tentara? atau gimana ya?
apa benar negara ini sudah merdeka?
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar